Sejarah PRISMA
PRISMA Kalkulator tangan : adalah merupakan Lembaga Bimbingan Belajar yang mengajarkan Metode Kalkulator Tangan yaitu berhitung hanya dengan menggunakan jari tangan tanpa alat dan tanpa rumus serta bisa diaplikasikan untuk penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, akar, kwadrat, dll. Metode Kalkulator Tangan mudah diajarkan kepada Anak, Anak tidak cepat bosan, mudah dimengerti oleh Anak, Anak merasa senang karena serasa bermain, pengelolaan lembaganya sangat mudah dan mempunyai keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki metode lainnya.
PRISMA adalah singkatan dari ( Prestasi Sukses Mental Arimatika ) yang berdiri pada Tahun 2002 di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah Oleh Zaenal Ahmad, S.Ag, lulusan IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Fakultas Ushuluddin Tahun 2001. Setelah lulus kuliah, awal tahun 2002 Zaenal kembali ke Kota Kelahirannya di daerah pegunungan Dieng yaitu Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Berbekal ilmu yang dimiliki selama kuliah di Jogjakarta dan pengalaman organisasi yang pernah dijalaninya maka pada pertengahan Tahun 2002 Zaenal mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar PRISMA. Pada awal Tahun 2000 - 2003 banyak berdiri Lembaga Mental Aritmatika atau lebih dikenal dengan nama SEMPOA pada waktu itu di Jogjakarta ( Kota tempat pendiri PRISMA kuliah dan belajar ilmu SEMPOA) ada ratusan lembaga Mental Aritmatika, kalau di seluruh Indonesia mungkin ada ribuan Lembaga Mental Aritmatika. Awal Lembaga PRISMA adalah mengajarkan SEMPOA dengan alat manik 4 dan 1, namun pada perjalanannya metode tersebut kurang diminati oleh anak dan kebanyakan anak untuk usia TK dan SD biasanya bertahan hanya paling lama 6 bulan untuk mau belajar di PRISMA dengan metode SEMPOA.
Pengembangan Metode Kalkulator Tangan
Berbekal pengalaman mengelola lembaga PRISMA dengan metode SEMPOA maka pada awal tahun 2003 Zaenal mulai mengembangkan metode berhitung dengan Jari Tangan sehingga tidak membutuhkan alat bantu lagi. Kemudian tidak ada rumus-rumus tetapi langsung dengan metode penerapan berhitung. Selanjutnya cara penyampaian materi dengan bermain sambil belajar sehingga Anak akan sangat senang untuk menyukai berhitung dan matematika sejak dini. Metode tersebut diberi nama "KALKULATOR TANGAN", metode ini memang lahir karena terinspirasi oleh metode Sempoa manik 4 dan 1 sehingga dijadikan simbol dalam tangan seolah-olah simbol manik 4 dan 1. Metode Kalkulator Tangan mulai di kenalkan dimulai dari 2 sekolah TK yang ada di Wonosobo, ternyata hasilnya sangat menakjubkan untuk ukuran Anak TK anak sudah bisa berhitung angka-angka dibawah 100 sampai lebih dari 5 deret , contoh 17+18+39-25-16=.........., angka- angka tersebut sangat sulit dikerjakan oleh Anak usia TK tetapi dengan metode Kalkulator Tangan soal tersebut bisa sangat cepat diselesaikan dengan hanya menggunakan jari tangan. Kemudian anak juga merasa sangat senang dan tidak cepat bosan.
Tahun selanjutnya ternyata metode Kalkulator Tangan sangat diminati oleh Anak TK dan SD terbukti Sekolah yang kerjasama dengan PRISMA di Kabupaten Wonosobo bertambah banyak juga murid baru yang mendaftar di Sekolah tersebut hampir rata-rata 80% karena sifatnya adalah ekstra kulikuler yang tidak wajib. Dari jumlah siswa sekolah tersebut dan rata-rata siswa bisa mengikuti sampai akhir tahun ajaran dan sangat jarang yang keluar ditengah jalan.
Pada awalnya Zaenal hanya menciptakan metode Kalkulator Tangan untuk penambahan dan pengurangan, tetapi kemudian berkembang dan bisa menciptakan untuk perkalian, pembagian, akar dan kwadrat dan telah menciptakan sampai 10 level buku. Pada perkembangan berikutnya metode ini sering disebut Prisma Kalkulator Tangan.
Keunggulan Metode Kalkulator Tangan
Saat sekarang mulai bermunculan Lembaga Pendidikan yang mengajarkan berhitung dengan tangan tetapi metode Kalkulator Tangan punya keunggulan tersendiri diantaranya :
- Hanya Menggunakan Jari Tangan
Dalam mengajarkan kalkulator tangan tidak menggunakan alat bantu tetapi hanya menggunakan Jari Tangan sehingga bisa digunakan kemana saja serta bisa diaplikasikan di pelajaran sekolah. - Anak Merasa Sedang Bermain yang Menyenangkan dan Tidak Terbebani Pikirannya
Setelah mengikuti metode kalkulator Tangan biasanya anak sangat menyukai dengan pelajaran berhitung ( Matematika) dan tidak merasa terbebani bahkan kalau sudah mahir anak akan suka bermain tebak-tebakan dengan teman-temannya dengan angka-angka yang cukup sulit tetapi menjawabnya mudah misalnya 17+18+29-16= berapa? Soal diatas untuk bermain hanya dengan didikte dan temannyapun akan menjawab dengan cepat dan tepat. Anak juga biasanya akan tidak mau bila diberi soal yang mudah misalnya hanya 2+5= ........atau 5+4=......... dll - Tidak Menggunakan Rumus-Rumus yang Menyulitkan
Metode kalkulator Tangan tidak mengenal adanya rumus-rumus tetapi langsung penerapan berhitung sehingga untuk anak bisa diterima dengan cepat dan mudah. - Menggunakan kode Jari Tangan Yang Konsisten
Metode kalkulator Tangan menggunakan kode Jari Tangan secara konsisten tidak berubah-ubah untuk penjumlahan, pengurangan ataupun perkalian dan pembagian, sehingga tidak membingungkan anak. - Sebagai Media Sport Mental dan Sport Otak Anak
Mungkin tidak hanya jasmani saja yang perlu untuk olahraga mental dan otak anakpun perlu olahraga salah satunya melalui belajar metode kalkulator Tangan. Soal-soal yang dikerjakan anak sering diajarkan dengan cara di dikte ( tidak ditulis) sehingga antar anak akan berusaha untuk menjawab secepat-cepatnya, ataupun antar anak saling memberi soal dengan di dikte , atau anak minta kepada orang tua untuk mendikte soal-soal, hal tersebut akan cepat menumbuhkan perkembangan otak anak yang positif. - Anak Tidak Cepat Bosan dan Selalu Ingin Mengikuti Level Diatasnya
Pengalaman PRISMA mengajarkan metode kalkulator tangan anak tidak cepat bosan dan selalu ingin mengikuti Level diatasnya, misalnya untuk anak usia TK program 1 tahun untuk 2 Level biasanya setelah lulus TK maka dia akan melanjutkan lagi di tingkat SD sampai selesai level 10 dibutuhkan waktu antara 3-4 tahun, dan jarang sekali ada anak keluar ditengah jalan. Rata-rata untuk anak yang belajar di PRISMA minimal selama 2 Tahun – 4 Tahun baru dia akan lulus dan keluar.